UNforgetable

Kesedihan- kegembiraan, positif – negatif, gagal dan berhasil jika kita tinjau secara fisika merupakan fenomena yang sama saja. Hanya arahnya saja yang berbeda. Halah…ngGAYA, kayak ngerti-ngerti fisika saja… Tro,..Tro. Berbagai ramuan kalimat motivasi dirangkai untuk sekedar menghibur kepada orang-orang yang gagal. Hal ini tentu berbeda permasalahannya jika kegagalan itu sengaja digagalkan.

Kalau kita membaca postingan Bejo, dalam kegagalannya mengikuti tes CPNS, akankah tega kita menghibur dengan kalimat klise, “Sudahlah Jo, ini adalah kesuksesanmu yang tertunda…” tanpa memperhatikan bahwa Bejo telah memiliki banyak informasi, mengapa dia gagal.

Beberapa saat lalu Bejo menulis profile Paijah, anak Pak Sastro yang memiliki banyak prestasi, bahkan memperoleh nilai hasil UN tertinggi se-Kabupaten Barito Timur pada tahun 2010 ini. Dikatakannya Paijah sedang berjuang untuk mengikuti tes ikatan dinas kerjasama antara Pemda Bartim dengan Universitas Palangkaraya. Kalimat apa yang cocok jika Paijah mengalami nasib yang sama seperti yang dialami Bejo?

“Loh..jangan pesimis dulu, hidup harus optimis. Jangan berprasangka buruk kepada siapapun”. Hmmm , saya mengerti itu, tapi saya sedang mencari-cari kalimat yang pas.

JIka UN telah membawa korban

Jika UN menuai protes dari berbagai kalangan

Jika hasil UN diragukan…..

Haruskah kita berkata UNforgetable.….?

21 pemikiran pada “UNforgetable

  1. Ping-balik: SIMPLE FILTRATION ON PEAT WATER | www.budies.info

  2. menurut saya (pandangan seorang manusia awam),,, seharusnya UN jangan dijadikan indikator kelulusan siswa,,,, akan tetapi lebih menitikberatkan pada “bagaimana”… yaitu bagaimana cara menciptakan sistem pendidikan yang baik dimana proses PBM berjalan dengan aktif dan siswa dapat mengembangkan kemampuannya seluas-luasnya tanpa tergantung teks book saja

    tentu saja hal tersebut harus didukung fasilitas dan SDM pengajar yang memadai… mudah-mudahan saja suatu hari impian kita untuk mewujudkan sistem pendidikan yang bermutu dapat kita wujudkan bersama,,, AMien

  3. UN sebagai indikator memang sangat disayangkan…
    Indonesia luas… kita bisa melihat masih banyak hal2 berbeda yg harus dipikirkan… Kenapa kadang pemerintah hanya melihat beberapa sekolah sebagai percontohan.. 😦

    Sedih pak lia kalo baca berita2 yang gagal UN.. krn banyak dari mereka adalah anak2 yang berpotensi dan berprestasi…:(

    dilupakan? kalo tidak merasakan mungkin bisa .. kalo korban? 😦

  4. suatu usaha mengalami sandungan, itu biasa dan akan memberikan makna dari usaha tersebut sebagai sebuah perjuangan. suatu masalah diberikan-Nya untuk dicarikan jalan keluarnya. salam hangat dan sukses selalu.

  5. UN …masih diperlukan …tapi jangan jadikan UN untuk indikator kemajuan disuatu daerah karena akan rentan terhadap kecurangan dan bagaimana caranya agar UN dapat dilaksanakan seperti tujuan semula untuk melihat kemampuan siswa secara nasional dalam mata pelajaran yang di UN kan tersebut

  6. dheeasy

    Saat UN berakhir tragis
    Sang korban pun menangis
    Bibir ini pun meringis
    Dan harapan pun semakin menipis
    Khawatir mental juara para penerus bangsa terus terkikis
    Namun harus ada rasa optimis
    Agar negeri ini bisa -kembali- tersenyum manis

    Salam kenal pak guru … πŸ™‚

  7. Tak dapat dilupakan? Sudahlah lupakan semua kegagalan. Masih banyak keberhasilan yang lain. Dunia kecil jika dibandingkan rahmat Tuhan lainnya.
    Wah banyak pak kata-kata yang pas. Bikin aja lomba kata-kata yang menghibur..hehe

  8. adanya UN dengan minimal standar kelulusan ini sudah berdampak baik apa belum ta ?
    ketoke ra ngefek….
    seng dadi pinter mergo seng rajin sinau, seng mendo merrgo yo muales sinau…

Tinggalkan Balasan ke alamendah Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.